Kompleks museum terdiri dari 3 buah galeri dengan galeri I sebagai tempat pembelian tiket dan permulaan tur. Galeri I yang dibuka secara pribadi oleh affandi sejak tahun 1962 dan diresmikan tahun 1974 ini memuat sejumlah lukisan Affandi dari awal berkarya hingga masa akhir hidupnya. Lukisan yang umumnya berupa lukisan sktesa dan karya reproduksi ini ditempatkan dalam 2 larik atas bawah dan memanjang memenuhi ruangan berbentuk lengkung.
Menuju Galeri II, anda bisa melihat sejumlah lukisan para pelukis, baik pemula maupun senior, yang ditampungnya dalam museum. Galeri yang diresmikan tahun 1988 ini terdiri dari dua lantai dengan lukisan yang dapat dilihat dari sudut pandang berbeda. Lantai pertama banyak berisi lukisan-lukisan yang bersifat abstrak, sementara lantai 2 memuat lukisan dengan corak realis namun memiliki ketegasan.
Galeri III yang menjadi tujuan selanjutnya merupakan bangunan berbentuk garis melengkung dengan atap membentuk pelepah daun pisang. Bisa dikatakan, galeri berlantai 3 ini multifungsi, lantai pertama berfungsi sebagai ruang pameran sekaligus lokasi "Sanggar Gajah Wong" tempat bagi anak-anak untuk mengasah bakat melukis, lantai kedua sebagai ruang perawatan dan perbaikan lukisan, sementara lantai bawah tanah sebagai tempat menyimpan koleksi lukisan.
Tak jauh dari Galeri III, terdapat sebuah menara yang bisa digunakan sebagai tempat melihat pemandangan. Anda bisa melihat panorama seluruh bagian museum, Sungai Gajahwong hingga hiruk pikuk jalan raya. Turun dan berjalan ke barat dari menara itu, anda bisa melihat rumah berarsitektur unik yang digunakan Affandi sebagai tempat tinggal bersama istri dan anak.
Rumah tersebut dibangun dengan konsep rumah panggung dengan tiang penyangga utama berbahan beton dan tiang lain berbahan kayu. Atap rumah berbahan sirap yang berbentuk pelepah daun pisang dan bangunannya berbentuk lengkung. Lantai bawah rumah ini kini dipakai sebagai lokasi Kafe Loteng, tempat penjuualan makanan dan minuman bagi para pengunjung, sementara laintai atas rumah merupakan kamar pribadi Affandi.
Di sebelah kiri rumah, terdapat sebuah gerobak yang kini berfungsi sebagai mushola. Gerobak tersebut merupakan salah satu elemen pelengkap kompleks rumah Affandi yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan istri Affandi, Maryati. Semula, Maryati menginginkan adanya sebuah caravan yang banyak digunakan sebagai tempat tinggal berpindah bagi orang Amerika. Affandi menyetujui konsep bangunan itu, namun dengan wujud yang lebih meng-Indonesia, yaitu gerobak.
Sebelum pulang, anda bisa singgah di rumah abadi sang maestro yang wafat 23 Mei 1990, berada di antara Galeri I dan II. Rumah abadi Affandi tersebut berdampingan dengan rumah abadi milik sang istri. Halaman rumah abadi tersebut dihiasi oleh rimbunan pohon mawar.
Untuk berkunjung ke Museum Affandi, anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 10.000,00 sebagai tiket masuk untuk wisatawan domestik dan Rp 20.000,00 untuk wisatawan mancanegara, serta tambahan Rp 10.000,00 sebagai biaya tambahan bila ingin memotret.
Naskah: Yunanto Wiji Utomo
Photo & Artistik: Agung Sulistiono Mabruron
Copyright © 2007 YogYES.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar